Kebijakan dan Strategi Umum Deperindag

Dalam pengembangan Industri Kecil Menengah, Deperindag menerbitkan pedoman umum yang berlaku secara nasional. Pendekatan Pengembangan dalam menangani setiap proyek ataupun obyek pengembangan industri, baik yang bersifat pemecahan masalah (problem solving) maupun yang bersifat pengembangan ke depan (development oriented), strategi pengembangan yang ditempuh didasarkan kepada pola pendekatan logis dan komprehensif melalui dua langkah simultan yang saling sinergik, yaitu : (1) Memperkuat daya tarik Faktor-faktor Penghela pada sisi permintaan terhadap produk-produk industri (Demand Pull Strategy) melalui berbagai bentuk upaya yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. (2) Memperkuat daya dukung Faktor-faktor Pendorong pada sisi kemampuan daya pasok (Supply Push Strategy) untuk memperlancar kegiatan produksi secara berdaya saing, sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Pelembagaan upaya pengembangan melalui dua pendekatan tersebut dalam aspek-aspek yang secara umum memerlukan pemantapan dukungan bagi semua sektor/kelompok industri serta dukungan nyata dari semua institusi terkait melalui koordinasi yang baik/efektif, ditempuh langkah-langkah yang dituangkan dalam Program Penunjangnya.. Berikut ini adalah Gambar 2.strategi pengembangan IKM berorientasi ekspor.

siklus koordinasi,

,

,

,

,

,

,

,

,

.

.

.

.

Gambar 2.26 :Strategi Pengembangan


Perlakuan Pengembangan
Jenis perlakuan spesifik yang diterapkan kepada obyek pengembangan pada berbagai tahap perkembangan IKM dan jenis kebutuhan akan perlakuan pembinaannya digambarkan pada visualisasi sbb.
tahapan industri
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Gambar 2.27 : Tahapan Fasa Pengembangan Perusahaan

1). Inkubator, ketersediaan infrastruktur untuk memulai usaha, seperti : studi kelayakan, pelatihan (AMT, CEFE, dst), pengetahuantentang perijinan,serta pengetahuan tentang aspek legal lainnya.2). Ketersediaan tenaga kerja3). Ketersediaan pasar daninformasinya4). Permodalan5). Ketersediaan bahan baku/penolong yang sesuai dengan produk yang dihasilkan.6). Ketersediaan infrastruktur fisik untuk pabrik dsb. 1) Sertifikasi standar2) PengembanganTeknik/ Technology3) Proses otomatisasi atau teknologi tepat guna4) Bantuan perpajakan5) Bantuan Promosi dan Pemasaran 1). Peningkatan kemampuan teknik dan teknologi2). Peningkatan kemampuanmanajemen3). Peningkatan penerapan ICT4). Bantuan kepemilikan merek sendiri5). Peningkatan akses kelembaga keuangan/modalventura6). Out Sourcing7). Pengembangan saluran distribusi 1). Pengembang an Desain2). Promosi Merek3). Peningkatankemampuan lanjut usaha4). Penjajagan investasi baru

tahapan industri1.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Gambar 2.28 : Kebutuhan Dasar Industri pada Setiap Fasa

Teori Basis Ekspor:
Menurut ” Teori Basis Ekspor”: Pertumbuhan ekonomi kota atau daerah bergantung seluruhnya pada pertumbuhan sektor ekspor (” basis”) dari ekonomi lokal. Sebab sektor non ekspor (jasa) hanya untuk melayani secara langsung atau secara tidak langsung terhadap sektor ekspor.
Contoh:
Umpamakan sebuah perusahaan yang sudah pada fasa kematangan katakan IKM divisi ekspor menambahkan 500 karyawan kepada fasilitas mereka. Dari mana 500 karyawan itu datang?
Beberapa dari luar kota ( pertumbuhan), dan yang lain dari daerah lokal. Karyawan yang datang dari daerah lokal akan berbuat untuk meninggalkan pekerjaan mereka yang sudah ada sebelumnya didaerah lokal itu. Mereka harus digantikan sesuai pekerjaannya itu . Dari mana tenaga pengganti itu didatangkan? Beberapa dari luar kota (pertumbuhan), dan yang lain dari dareah lokal, dan seterusnya. Secara serentak semua 500 lowongan pekerjaan itu adalah suatu penambahan bersih pada daerah lokal terhadap total ketenaga-kerjaan. Ini sebabnya maka Ekonomi Kabupaten/Kota menjadi bagian dari ekonomi ” basis ekspor”.
Kemudian IKM itu membangun suatu supermarket baru pada lokasi dimana memerlukan 100 karyawan untuk beroperasi. Datang dari mana 100 karyawan itu?
Kebanyakan dari daerah lokal, beberapa dari luar kota. Setiap yang datang dari luar kota mencegah penduduk lokal lainnya menjadi pekerja baru pada IKM itu, sebab pekerja baru pada supermarket itu tidak menambah total pekerja didalam tubuh IKM, sebab ini tidak meningkatkan barang ekspor Kabupaten/Kota ke daerah lain. supermarket tidak menyebabkan penduduk Kabupaten/Kota untuk makan lebih banyak makanan dibanding jika tidak ada supermarket, begitu pula beberapa supermarket, yang dibangun disekitarnya. Jika meninjau kota Kabupaten/Kota maka basis ekspor Kabupaten/Kota adalah berdasarkan Location Quotien daerah ybs. :

[1] Deperindag, RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 2002 – 2004, BUKU I: Kebijakan dan Strategi Umum Pengembangan Industri Kecil Menengah, DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI, 2003, hal 27

Technorati Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Pos ini dipublikasikan di Ekonomi Makro. Tandai permalink.

4 Balasan ke Kebijakan dan Strategi Umum Deperindag

  1. anggi berkata:

    tolong data “peranan pemerintah dalam meningkatkan IKM(industri kecil menengah)” dari deperindagkop provinsi kaltim. segera!!!

  2. nancy berkata:

    apakah untuk mendapatkan dana dari deperindag kita harus memiliki pekerja ratusan orang? bagaimana dengan usaha perorangan yang berbasis teknologi komputerisasi? dan mengapa skema-skema yang di upload pada lembaran ini tidak dapat dibaca?

  3. I Nyoman Gede Suma Artha berkata:

    Kami berkeinginan untuk mengembangkan usaha printing yang ramah lingkungan dengan management waste dan pewarna alami. Ini untuk menjawab permintaan pasara yang semakin besar terhadap produk jenis ini. Apakah Deperindag mempunyai saluran untuk memfasilitasi keinginan ini???

Tinggalkan komentar